Rabu, 11 Juni 2014 - 0 komentar

NETRALITAS MEDIA PERLU DIPERTANYAKAN


sumber: sayangi.com
TNI yang lagi santer-santernya digembar-digemborkan mendukung salah satu calon presiden ternyata tidak terbukti setelah Bawaslu (Badan Pengawas pemilu) melakukan penyelidikan. POLRI yang dalam hal ini salah satu pejabatnya bertemu dengan salah seorang anggota partai pun menjadi berita selanjutnya sebagai bukti aparat tidak netral.

Media massa sekarang ini sedang giat-giatnya menabuh gendang nyanyian lagu pemilu. Sebagai nada yang cukup asik didengar ialah bukti-bukti netralitas TNI POLRI yang dipertanyakan. Para pejabat dan petinggi institusi menjadi incaran sumber berita. Sedikit saja para anggota institusi ini salah melangkah pasti akan menjadi headline sebuah media.

Media massa yang kita harapkan menambah wawasan kita dan membuat kita lebih cerdas untuk memilih calon presiden sekarang sedikit tidak dapat diandalkan. Entah pengaruh iklan, pemilik media sendiri atau mungkin tim sukses yang berhasil membeli media.

Media massa juga turut membangun bangsa Indonesia dalam hal pemberitaan dan sumber informasi bagi masyarakat. Tanpa berita dan informasi bisa jadi Indonesia dengan mudah dijajah kembali oleh bangsa asing. Kekuatan informasi melebihi dari kekuatan suatu persenjataan pasukan tempur suatu negara. Dan dapat menjadi suatu pengganggu keamanan yang sangat meresahkan apabila disalahgunakan.

Media massa seharusnya netral juga seperti TNI dan POLRI karena bagian dari bangsa Indonesia. Sebagian komponen bangsa ini sangat menentukan bagaimana bangsa Indonesia menjadi bangsa yang maju,aman dan sejahtera ke depan. Siapapun calon presiden yang akan terpilih nanti, tidak akan mempengaruhi terhadap  tugas pokok TNI dan POLRI. Karena TNI dan POLRI sesuai peraturan yang ada sudah tidak berpolitik praktis. Apabila ada anggota institusi tersebut ingin berpolitik harus segera menanggalkan statusnya sebagai anggota TNI atau POLRI.

Media massa juga harus menjadi media yang mencerdaskan masyarakat, yang tidak saling menghitamkan suatu calon presiden, yang mengakibatkan masyarakat akan melihat para calon presiden nanti tidak ada yang layak menjadi presiden Indonesia. Hal ini akan mencederai semangat demokrasi pancasila yang telah diwariskan oleh para pejuang demokrasi. Para calon presiden dan wakilnya tersebut sudah menjadi hasil dari demokrasi kita saat Pileg kemarin dan saat ini kita harus menentukan siapa dari kedua pasang calon tersebut yang paling pantas menjadi presiden Indonesia untuk 5 tahun ke depan.

Media massa sebagai sumber referensi kita melihat keunggulan masing masing calon presiden dan wakil presiden. Dengan informasi yang diberitakan diharapkan masyarakat akan lebih bijak untuk menyikapi pemberitaan yang dimuat di media dan masyarakat dapat mengetahui latar belakang dan profil calon presiden. Sehingga rakyat Indonesia tidak salah menjatuhkan pilihan. Karena apabila salah memilih maka kita akan menanggungnya selama 5 tahun ke depan. Mari bersama sukseskan pemilu 2014 dengan cara yang fairplay dan cerdas.

Pemilu untuk Indonesia maju!!!

0 komentar:

Posting Komentar