Selasa, 19 November 2013 - 0 komentar

Mengingat Pesan Para Pahlawan



Mari kita mengingat kembali pesan pesan para pahlawan pendahulu kita, agar kita bisa lebih memaknai kemerdekaan yang mereka raih dengan susah payah ini,,,,,,,,,,,,


Pesan Pahlawan Nasional Nyi Ageng Serang
“Untuk Keamanan dan kesentausaan jiwa, kita harus mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa, orang yang mendekatkan diri kepada Tuhan tidak akan terperosok hidupnya, dan tidak akan takut menghadapu cobaan hidup, kerana Tuhan akan selalu menuntun dan melimpahkan anugerah yang tidak ternilai harganya“ 

Pesan Pahlawan Jenderal Sudirman
“Tempat saya yang terbaik adalah ditengah-tengah anak buah, Saya akan meneruskan perjuangan. Met of zonder Pemerintah TNI akan berjuang terus”

Pesan Pahlawan Nasional Prof. DR. R. Soeharso
“Right or Wrong my country, lebih-lebih kalau kita tahu, Negara kita dalam keadaan bobrok, maka justru saat itu pula kita wajib memperbaikinya.“ 

Pesan Pahlawan Nasional Supriyadi
“Kita yang berjuang jangan sekali-kali mengharapkan pangkat, kedudukan ataupun gaji yang tinggi.“ 

Pesan Pahlawan Nasional Teuku Nyak Arif
 “Indonesia Merdeka harus menjadi tujuan hidup kita bersama.“ 

Pesan Pahlawan Nasional Abdul Muis
 “Jika orang lain bisa, saya juga bisa mengapa pemuda-pemuda kita tidak bisa jika mau berjuang.“

Pesan Pahlawan Nasional Pangeran Sambernyowo / KGPAA Mangkunegoro I
- Rumongso melu handarbeni (merasa ikut memiliki). 
- Wajib melu hangrungkebi ( wajib ikut mempertahankan). 
- Mulat sario hangroso wani ( mawas diri dan berani bertanggung jawab). 


IR.SOEKARNO (BUNG KARNO)
“Berikan aku 1000 orang tua, niscaya akan kucabut Semeru dari akarnya, berikan aku 1 pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia”    dan    “……….Bangunlah suatu dunia di mana semua bangsa hidup dalam damai dan persaudaraan……”


Sumber: susbagopsnal.blogspot.com
Selasa, 05 November 2013 - 0 komentar

merah putih papuaku




     "Merah kitong pu DARAH yesus, putih kitong pu HATI. MERAH PUTIH kitong pu BENDERA" kutipan yang saya ambil dari seorang dosen untuk membakar rasa nasionalisme saya di papua ini. Sudah jelas sumpah yang diucapkan pemuda-pemudi tanggal 28 Oktober 1928, bertumpah darah satu tanah air indonesia, berbangsa satu bangsa indonesia, dan berbahasa satu bahasa indonesia. Tapi kenapa masih ada saja yang tidak mengakui itu.

     Memang masih saja ada sebagian saudara kita disini yang memiliki rasa nasionalisme Merah Putih-nya yang kurang. Tapi itu kebanyakan adalah saudara kita yang memiliki kepentingan-kepentingan untuk diri sendiri. Entah itu masalah politik atau ekonomi, namun yang tidak saya sukai dari mereka iyalah suka mengganggu dan membuat susah orang. Katanya membela kepentingan orang papua (saya juga sekarang orang papua pak!!!) tapi malah bikin susah orang. Kalau sudah demo, yang kerja telat, yang sekolah libur, yang belanja ga jadi, yang parah kalau yang sakit masak ga ke rumah sakit?.

     Kalau memang ingin Papua ini sejahtera ya kegiatan seperti itu ga usah lah, kan lebih baik kalau bekerja bersungguh-sungguh sesuai bidangnya masing-masing kita bangun Papua mulai diri pribadi pasti akan terjadi perubahan untuk Papua ini. Seperti perumpamaan Trim Tab yaitu sebuah alat kendali kecil sebuah kapal Tanker. Walaupun ia kecil namun apabila ia berperan, kapal Tanker yang panjangnya bisa ratusan meter itu bisa berubah haluan sesuai gerakan Trim Tab tersebut.

     Tanamkanlah rasa nasionalisme merah putih itu di dalam dada. Perjuangan kita tidak seperti pahlawan dahulu yang mengangkat senjata melawan penjajah namun perjuangan kita sekarang adalah ikut serta dalam membangun Bangsa Indonesia dari Sabang sampai Merauke dan dari Miangas sampai Rote agar adil, makmur, aman dan sejahtera.

"Dari Papua kita pancarkan kedamaian untuk Indonesia"